“Bagaimana Menentukan Waktu yang Tepat untuk Melaksanakan Aqiqah?”
Dalam tradisi Islam, pelaksanaan aqiqah merupakan suatu bentuk syukur kepada Allah SWT atas kelahiran seorang anak. Namun, banyak orang tua yang bertanya-tanya tentang kapan waktu yang tepat untuk melaksanakan aqiqah bagi buah hati mereka. Artikel ini akan menjelaskan beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan waktu yang baik untuk melaksanakan aqiqah.
1. Setelah Kelahiran:
Waktu yang paling umum untuk melaksanakan aqiqah adalah setelah kelahiran seorang anak. Hal ini bertujuan untuk segera menyampaikan rasa syukur kepada Allah SWT atas karunia-Nya yang telah diberikan kepada keluarga.
2. Pada Hari ke-7 atau ke-14:
pendapat dari Imam Ahmad bin Hanbal. Menurut beliau, pelaksanaan aqiqah terjadi pada hari ketujuh. Jika tidak bisa dilakukan pada hari itu, maka dilakukan pada hari ke-14 usia bayi. Jika tidak bisa juga di hari itu, dilakukan pada hari ke-21.
Namun, bagi Sayyid Sabiq, tanggal 20 diganti dengan tanggal 21. Bahkan beliau menambahkan jika tidak juga dilaksanakan pada hari itu karena faktor ekonomi, maka boleh dilakukan pada hari ke berapapun.
3. Fleksibilitas Waktu:
Meskipun hari ke-7 atau ke-14 menjadi pilihan yang umum, tidak ada ketentuan yang baku dalam menentukan waktu aqiqah. Sebagai gantinya, waktu aqiqah dapat disesuaikan dengan kondisi keluarga, ketersediaan hewan kurban, dan juga kebutuhan sosial dan ekonomi.
4. Kesiapan dan Ketersediaan:
Sebelum melaksanakan aqiqah, pastikan bahwa keluarga telah siap secara finansial dan logistik. Pastikan juga ketersediaan hewan kurban yang sesuai dengan tradisi aqiqah.
5. Berkonsultasi dengan Ulama:
Jika masih bingung tentang waktu yang tepat untuk melaksanakan aqiqah, sebaiknya berkonsultasi dengan ulama atau tokoh agama yang dipercayai. Mereka dapat memberikan panduan yang sesuai dengan ajaran Islam dan kondisi individual keluarga.
Pada akhirnya, yang terpenting adalah niat tulus untuk menyampaikan rasa syukur kepada Allah SWT atas kelahiran seorang anak. Waktu aqiqah dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi keluarga, asalkan tetap dalam kerangka ajaran Islam dan menjunjung tinggi nilai-nilai kebaikan dan berkah. Semoga aqiqah yang dilaksanakan menjadi bentuk ibadah yang diterima oleh Allah SWT dan membawa berkah bagi keluarga
Tata Cara Aqiqah Anak
Dalam melaksanakan aqiqah anak, ada beberapa tata cara yang dianjurkan. Berikut penjelasan ringkasnya.
Memilih Hewan untuk Aqiqah Anak
Tata cara aqiqah anak dalam Islam menganjurkan hewan untuk disembelih. Hewan dengan kriteria yang serupa dengan hewan kurban seperti kambing dan domba yang sehat adalah yang sebaiknya dipilih untuk prosesi aqiqah. Umur dari hewan ternak ini idealnya minimal telah menginjak usia 1 tahun.
Membagikan Daging Aqiqah Anak
Daging aqiqah anak yang sudah disembelih, menurut anjuran Islam harus dibagikan kepada para tetangga dan kerabat. Namun terdapat perbedaan antara daging hasil aqiqah dengan daging kurban. Dalam bentuk pembagiannya, daging aqiqah harus diberikan dalam keadaan yang sudah matang, tidak boleh masih dalam kondisi mentah layaknya daging kurban.
Untuk yang memiliki hajat aqiqah anak juga disunnahkan mengonsumsi daging aqiqah anak. Kemudian sepertiga daging lainnya diberikan kepada tetangga atau orang yang membutuhkan.
Memberi Nama dan Mencukur Rambut Saat Aqiqah Anak
Dalam tata cara aqiqah selanjutnya disunnahkan untuk mencukur rambut dan memberikan nama kepada anak. Dianjurkan pula untuk memberikan nama dengan arti yang baik.
Sama seperti pemberian nama, Rasulullah SAW sangat menganjurkan agar melakukan cukur rambut pada anak yang baru lahir di hari ke-7. Dalam tata cara aqiqah anak menurut Islam, tidak ada dalil yang menjelaskan bagaimana seharusnya mencukur rambut anak.
Membaca Doa Saat Menyembelih Hewan Aqiqah Anak
Berikut adalah bacaan doa yang harus dilafalkan ketika melakukan penyembelihan terhadap hewan aqiqah:
“Bismillah, Allahumma taqobbal min muhammadin, wa aali muhammadin, wa min ummati muhammadin.”
Artinya : “Dengan nama Allah, ya Allah terimalah (kurban) dari Muhammad dan keluarga Muhammad serta dari ummat Muhammad.” (HR Ahmad, Muslim, Abu Dawud).
Selain membaca doa saat menyembelih hewan aqiqah anak, dianjurkan pula membaca doa bagi anak yang sedang diaqiqahkan seperti berikut ini:
“U’iidzuka bi kalimaatillaahit tammaati min kulli syaithooni wa haammah. Wa min kulli ‘ainin laammah.”
Artinya : “Saya perlindungkan engkau, wahai bayi, dengan kalimat Allah yang prima, dari tiap-tiap godaan syaitan, serta tiap-tiap pandangan yang penuh kebencian.”
Membiayai Aqiqah Anak
Prosesi aqiqah anak akan menjadi tanggungjawab penuh kedua orangtuanya. Namun, diperbolehkan jika nanti dalam praktiknya prosesi aqiqah dibiayai oleh orang selain orang tuanya, seperti kerabat atau saudara.
Sebagaimana yang disebutkan oleh Syaikh Ibnu Jibrin Rahimahullah; “Jika si anak diaqiqahi oleh kakeknya atau saudaranya atau yang lainnya maka ini juga boleh. Tidak disyaratkan harus oleh ayahnya atau dibiayai sebagiannya.” (Aktsar min Alf Jawab lil Mar’ah).
Melaksanakan Aqiqah Anak dengan Menggunakan Jasa Aqiqah
Melakukan aqiqah anak melalui jasa layanan aqiqah diperbolehkan, walaupun tidak melihat langsung proses penyembelihannya. Ini termasuk bab taukil (mewakilkan), yang menjadi inti adalah niatnya muwakkil (orang yang menyerahkan perwakilan dirinya kepada selainnya).
Dalam hal ini, paling penting adalah niat orang yang mewakilkan penyembelihan dan pengolahan daging aqiqah anak. Namun, aqiqah anak tidak bisa diganti dengan uang. Aqiqah anak tidak bisa diganti dengan uang seharga hewan aqiqah dan kemudian dibagikan kepada fakir miskin, karena hal tersebut bertentangan dengan tujuan dan hikmah dari sebuah aqiqah.
Melaksanakan aqiqah anak menjadi hal yang disunnahkan untuk umat muslim. Alangkah baiknya jika Anda mempersiapkan aqiqah anak dengan menabung. Dengan menabung, Anda juga bisa lebih leluasa untuk memilih hewan atau jenis layanan aqiqah anak berdasarkan kemampuan Anda.
Untuk pemesanan Aqiqah praktis dan hemat bisa klik disini.