fbpx

Aqiqah Nurul Hayat

Menutup Aurat: Langkah Bijak untuk Melindungi Diri dari Pelecehan

menutuo aurat, pelecehan seksual, wanita

Menutup aurat merupakan salah satu ajaran penting dalam Islam yang tidak hanya berkaitan dengan ibadah, tetapi juga berperan dalam menjaga kehormatan dan melindungi diri dari pelecehan seksual. Artikel ini akan membahas pengertian aurat dalam Islam, hukum menutup aurat, siapa saja yang boleh melihat aurat, serta langkah bijak untuk melindungi diri dari pelecehan seksual.

Pengertian Aurat dalam Islam

Aurat dalam Islam merujuk pada bagian tubuh yang harus ditutupi, terutama di hadapan orang yang bukan mahram. Setiap orang, baik laki-laki maupun perempuan, memiliki batasan aurat yang perlu dijaga. Untuk laki-laki, auratnya adalah dari pusar hingga lutut. Sedangkan untuk perempuan, aurat mencakup seluruh tubuh kecuali wajah dan telapak tangan, berdasarkan pendapat mayoritas ulama.

Menutup aurat bukan hanya soal berpakaian, tetapi juga mencerminkan kepatuhan terhadap aturan yang ditetapkan oleh Allah. Aurat dijaga untuk melindungi kehormatan seseorang, menghindari fitnah, dan menjaga martabat. Dalam kehidupan sehari-hari, menutup aurat juga merupakan bentuk penghormatan terhadap diri sendiri dan orang lain.

Dengan semakin maraknya pelecehan seksual di berbagai tempat, baik di dunia nyata maupun digital, menutup aurat menjadi salah satu cara pencegahan yang relevan. Hal ini membantu mengurangi potensi terjadinya pelecehan, meskipun tentu saja tidak menjadi jaminan mutlak, karena pelecehan seringkali merupakan hasil dari tindakan pelaku yang tidak bertanggung jawab.

Hukum Menutup Aurat (Sumber dari Quran dan Hadist)

Menutup aurat memiliki dasar yang kuat dalam Al-Quran dan Hadis. Dalam Al-Quran, perintah untuk menutup aurat dapat ditemukan di beberapa ayat, salah satunya adalah dalam Surat An-Nur ayat 31, yang berbunyi: “Katakanlah kepada wanita yang beriman: ‘Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya (auratnya), kecuali yang (biasa) terlihat. Hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya.’”

Ayat ini menjadi dasar penting bagi perempuan untuk menjaga auratnya, termasuk dengan memakai pakaian yang menutup bagian tubuh yang ditetapkan.

Selain itu, dalam hadis Nabi Muhammad Saw., disebutkan: “Sesungguhnya seorang perempuan apabila telah haidh, tidak boleh dilihat darinya kecuali ini dan ini,” sambil menunjuk wajah dan kedua telapak tangannya (HR. Abu Dawud). Hadis ini menjadi dalil yang memperjelas batasan aurat bagi perempuan dalam Islam.

Bagi laki-laki, menutup aurat juga diperintahkan dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim: “Jagalah auratmu kecuali dari istrimu atau dari budak yang kamu miliki.” (HR. Muslim). Menutup aurat bagi laki-laki menjadi wujud ketakwaan dan kepatuhan kepada aturan syariat.

Baca juga: 10 Pilihan Terbaik Nama Anak Laki-laki Bermakna Mulia

Siapa Saja yang Boleh Melihat Aurat Kita?

Islam menetapkan aturan yang jelas mengenai siapa saja yang diperbolehkan melihat aurat kita. Berdasarkan hukum syariat, hanya mahram, suami/istri, dan sesama jenis dalam kondisi tertentu yang diperbolehkan melihat aurat. Mahram adalah orang-orang yang memiliki hubungan darah atau hubungan karena pernikahan yang membuatnya haram untuk dinikahi, seperti ayah, ibu, saudara kandung, dan anak.

Namun juga terdapat batasan melihat aurat antara seseorang dengan mahramnya, yaitu sebagai berikut:

1. Bagi Perempuan:

Seorang perempuan diperbolehkan untuk menunjukkan bagian tubuh tertentu di hadapan mahramnya, yaitu bagian-bagian yang biasanya tidak menimbulkan fitnah atau syahwat. Umumnya, aurat yang boleh terlihat di hadapan mahram meliputi:

  • Kepala (termasuk rambut),
  • Leher,
  • Tangan,
  • Kaki (dari mata kaki ke bawah).

Bagian tubuh ini tidak dianggap sebagai aurat di depan mahram seperti ayah, saudara laki-laki, anak laki-laki, paman, atau kakek. Namun, meskipun aurat lebih terbuka di depan mahram, tetap dianjurkan menjaga kehormatan dan kesopanan.

2. Bagi Laki-laki:

Aurat laki-laki di hadapan mahram juga lebih longgar. Di depan mahram, aurat laki-laki adalah dari pusar hingga lutut. Artinya, seorang laki-laki dapat memperlihatkan bagian tubuh selain yang berada antara pusar dan lutut di hadapan mahramnya, seperti kepala, lengan, dan kaki.

3. Hukum Secara Umum:

Walaupun ada kelonggaran dalam batasan aurat antara seseorang dan mahramnya, tetap penting untuk menjaga adab dan kesopanan. Batasan ini bukan berarti seseorang boleh berpenampilan sembarangan di depan mahram, terutama jika penampilannya dapat menimbulkan syahwat atau rasa tidak nyaman. Islam mengajarkan untuk menjaga rasa hormat di antara anggota keluarga, sehingga menjaga batasan aurat tetap menjadi perhatian meskipun di hadapan mahram.

Beberapa mahram yang diperbolehkan melihat aurat tertentu antara lain: ayah, ibu, anak-anak, saudara kandung, paman, bibi, dan cucu. Namun, dalam kondisi tertentu atau jika ada risiko fitnah, tetap dianjurkan untuk berpakaian dengan sopan di hadapan mereka.

Langkah Bijak untuk Melindungi Diri dari Pelecehan Seksual

Menutup aurat merupakan salah satu langkah bijak dalam upaya melindungi diri dari pelecehan seksual. Namun, ada beberapa langkah lain yang dapat dilakukan untuk memperkuat perlindungan diri, antara lain:

  1. Menjaga Sikap dan Perilaku
    Selain menutup aurat, penting juga untuk menjaga sikap dan perilaku dalam pergaulan sehari-hari. Hindari situasi yang berpotensi menimbulkan fitnah atau mendekati zina, serta bergaul dengan orang-orang yang dapat dipercaya.
  2. Menjaga Interaksi dengan Lawan Jenis
    Dalam Islam, ada adab yang harus dijaga saat berinteraksi dengan lawan jenis. Hindari kontak fisik yang tidak perlu dan jaga batasan dalam berbicara atau berkomunikasi agar tidak menimbulkan kesalahpahaman.
  3. Pilih Lingkungan yang Aman
    Selalu perhatikan lingkungan sekitar, terutama ketika berada di tempat umum atau di tempat yang kurang dikenal. Memilih lingkungan yang aman dapat mengurangi risiko terjadinya pelecehan seksual.
  4. Gunakan Teknologi dengan Bijak
    Di era digital, pelecehan juga bisa terjadi melalui media sosial atau platform online. Selalu waspada terhadap interaksi di dunia maya dan hindari berbagi informasi pribadi yang bisa disalahgunakan.

Baca juga: Membunuh Minat Bakat Anak dengan Matematika

Menutup aurat dan menjaga perilaku adalah dua kunci utama dalam melindungi diri dari pelecehan seksual. Namun, penting juga untuk diingat bahwa pelecehan adalah sepenuhnya kesalahan pelaku, dan tidak ada pembenaran bagi tindakan tersebut. Kita perlu terus mendorong kesadaran masyarakat akan pentingnya menghargai hak dan privasi orang lain.

 

Untuk pemesanan Aqiqah praktis dan hemat bisa klik disini.

Aqiqah PALEMBANG

Jasa aqiqah No #1 Terbesar di Indonesia yang memiliki 52 Cabang tersebar di pelosok Nusantara. Sudah menjadi Langganan Para Artis.

KANTOR PUSAT

FOLLOW US

Follow dan subscribe akun sosial media kami, dan dapatkan Give Away setiap minggunya

Copyright © 2024 Aqiqah Nurul Hayat