fbpx

Aqiqah Nurul Hayat

Menjaga Lisan dari Gibah

menjaga lisan dari gibah, hukum gibah, konsekuensi gibah, menghindari gibah, pengertian gibah

Gibah adalah salah satu penyakit hati yang banyak terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Tanpa disadari, kita sulit untuk menjaga lisan dari gibah, bahkan pembicaraan tentang keburukan orang lain menjadi hal yang dianggap wajar, padahal dalam Islam, gibah merupakan perbuatan yang dilarang keras. Dalam artikel ini, kita akan membahas pengertian gibah, hukum gibah berdasarkan Al-Qur’an dan Hadis, serta konsekuensi buruk dari gibah bagi kehidupan kita.

Pengertian Gibah dalam Islam

Gibah adalah istilah yang berasal dari bahasa Arab, yang artinya membicarakan keburukan atau aib seseorang di belakangnya, tanpa sepengetahuan orang tersebut. Gibah bisa berupa ungkapan yang benar, namun tetap dilarang karena membicarakan hal-hal yang bisa merugikan nama baik orang lain. Sebagaimana dijelaskan dalam sebuah hadis, Rasulullah ﷺ bersabda:

“Tahukah kalian apa itu gibah? Yaitu engkau menyebutkan tentang saudaramu sesuatu yang ia benci.” (HR. Muslim)

Gibah mencakup segala bentuk pembicaraan yang menyinggung kehormatan seseorang, baik dalam bentuk fisik, perilaku, maupun kondisi hidupnya. Bahkan, meskipun apa yang dikatakan itu benar, namun jika berpotensi merendahkan atau mempermalukan orang lain, hal itu tetap disebut gibah. Dalam Islam, menjaga lisan dari gibah merupakan salah satu bentuk pengendalian diri yang sangat penting, karena efek buruk dari gibah tidak hanya merugikan orang lain, tetapi juga dapat mengotori hati dan jiwa pelakunya.

Baca juga: 10 Pilihan Terbaik Nama Anak Laki-laki Bermakna Mulia

Hukum Gibah dalam Islam

Hukum gibah dalam Islam sangat jelas, yakni haram. Al-Qur’an dan Hadis secara tegas melarang umat Islam untuk melakukan gibah. Allah SWT dalam Al-Qur’an menyebut gibah sebagai perbuatan yang sangat buruk dan diibaratkan seperti memakan daging saudaranya sendiri yang sudah mati. Dalam Surah Al-Hujurat ayat 12, Allah berfirman:

“Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa. Dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing (gibah) sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik.” (QS. Al-Hujurat: 12)

Selain itu, Rasulullah ﷺ juga memperingatkan dalam sebuah hadis mengenai bahayanya gibah:

“Barang siapa yang menggunjing seorang muslim, maka ia akan dimakan api neraka di Hari Kiamat.” (HR. Ahmad)

Hadis ini menunjukkan betapa seriusnya dosa gibah di sisi Allah SWT. Gibah dapat merusak pahala ibadah kita dan menjadi penghalang masuk surga. Oleh karena itu, menjaga lisan dari gibah merupakan kewajiban setiap Muslim untuk menghindari dosa yang besar ini.

Baca juga: Menutup Aurat: Langkah Bijak untuk Melindungi Diri dari Pelecehan

Konsekuensi dari Gibah

Gibah bukan hanya merusak hubungan antar sesama manusia, tetapi juga memberikan dampak buruk bagi pelakunya sendiri, baik di dunia maupun di akhirat. Salah satu konsekuensi dari gibah adalah hilangnya pahala kebaikan. Setiap amal ibadah yang dilakukan bisa terhapus oleh dosa gibah yang dilakukan. Bahkan, pada Hari Kiamat, orang yang menjadi korban gibah akan mengambil pahala dari pelakunya sebagai bentuk keadilan Allah SWT.

Selain itu, gibah juga dapat menyebabkan permusuhan dan perpecahan dalam kehidupan bermasyarakat. Orang yang menjadi korban gibah akan merasa sakit hati, terhina, dan kehilangan rasa percaya terhadap orang lain. Hal ini berujung pada rusaknya hubungan persaudaraan yang sejatinya harus dibangun dengan kasih sayang dan kepercayaan.

Dari sisi psikologis, melakukan gibah juga bisa membuat hati menjadi gelisah dan tidak tenang, karena pelakunya secara tidak langsung menyimpan rasa iri dan dendam terhadap orang lain. Hal ini hanya akan memperburuk kondisi mental dan spiritual seseorang.

Kesimpulan

Menjaga lisan dari gibah adalah bagian dari menjaga kesucian hati dan amal perbuatan. Dalam Islam, gibah merupakan dosa besar yang harus dihindari karena dapat merusak pahala ibadah kita, memperburuk hubungan sosial, dan mendatangkan kemurkaan Allah SWT. Dengan menyadari dampak buruk dari gibah, setiap Muslim hendaknya berusaha keras untuk mengendalikan lisan, memperbanyak zikir, dan selalu berprasangka baik terhadap sesama. Semoga kita termasuk orang-orang yang mampu menjaga diri dari dosa lisan ini dan mendapatkan ridha Allah SWT.

 

Untuk pemesanan Aqiqah praktis dan hemat bisa klik disini.

Aqiqah PALEMBANG

Jasa aqiqah No #1 Terbesar di Indonesia yang memiliki 52 Cabang tersebar di pelosok Nusantara. Sudah menjadi Langganan Para Artis.

KANTOR PUSAT

FOLLOW US

Follow dan subscribe akun sosial media kami, dan dapatkan Give Away setiap minggunya

Copyright © 2024 Aqiqah Nurul Hayat