Ingat orang tua harus tegas bukan berarti keras. Fenomena memanjakan anak dan keras terhadap anak menjadi perhatian utama dalam dunia parenting saat ini. Banyak orang tua ingin memberikan yang terbaik bagi anak, tetapi seringkali terjebak dalam dua sikap ekstrem. Di satu sisi, ada orang tua yang memanjakan anak dengan harapan mereka bahagia dan tidak kekurangan. Di sisi lain, ada orang tua yang bersikap keras dengan tujuan mendisiplinkan anak agar tumbuh menjadi pribadi yang tangguh.
Namun, apakah sikap memanjakan atau keras benar-benar efektif? Memanjakan anak terlalu berlebihan bisa membuat mereka tidak mandiri. Mereka tumbuh dengan ketergantungan yang tinggi pada orang tua. Anak yang terlalu dimanja sering kali kesulitan dalam menghadapi tantangan hidup. Sebaliknya, sikap keras yang diterapkan dengan maksud mendisiplinkan, sering kali justru berujung pada trauma. Anak yang dibesarkan dengan kekerasan cenderung tumbuh menjadi individu yang tidak percaya diri dan memiliki masalah emosi.
Bahaya Sikap Keras Terhadap Anak
Sikap keras terhadap anak dapat membawa dampak yang serius. Anak-anak yang mengalami kekerasan verbal atau fisik dari orang tua sering kali merasa takut dan tertekan. Mereka kehilangan rasa aman dan percaya diri. Dalam jangka panjang, anak yang dibesarkan dengan kekerasan mungkin mengembangkan perilaku agresif atau sebaliknya, menjadi pribadi yang terlalu penurut dan tidak berani mengungkapkan pendapat.
Selain itu, kekerasan pada anak dapat mempengaruhi perkembangan otak mereka. Rasa takut yang terus menerus dialami anak dapat menghambat pertumbuhan mental dan emosional. Anak-anak ini juga berisiko tinggi mengalami gangguan kesehatan mental seperti depresi dan kecemasan.
Mengapa Orang Tua Keras Karena Anak Bandel?
Banyak orang tua menjadi keras karena merasa frustrasi dengan perilaku anak yang bandel. Anak-anak yang sulit diatur sering kali membuat orang tua merasa kewalahan. Dalam kondisi emosi yang tidak stabil, orang tua mungkin memilih jalan pintas dengan bersikap keras sebagai bentuk disiplin.
Namun, penting untuk dipahami bahwa sikap keras hanya akan memperburuk situasi. Anak yang diberi perlakuan keras cenderung menjadi semakin memberontak atau sebaliknya, menjadi tertutup. Mereka mungkin juga merasa tidak dihargai dan tidak dicintai, yang akhirnya mempengaruhi hubungan mereka dengan orang tua.
Pandangan Islam Mengenai Sikap Keras dan Tegas
Dalam Islam, orang tua diperintahkan untuk mendidik anak dengan penuh kasih sayang. Al-Quran dan Hadits menekankan pentingnya bersikap lembut namun tegas dalam mendidik anak. Dalam Al-Quran, Allah SWT berfirman dalam surat An-Nahl ayat 125:
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik…” (QS. An-Nahl: 125)
Ayat ini menunjukkan pentingnya menggunakan pendekatan yang baik dan bijaksana dalam mendidik, termasuk dalam mendisiplinkan anak.
Rasulullah SAW juga bersabda:
“Tidaklah kelembutan itu ada pada sesuatu melainkan ia menghiasinya, dan tidaklah kelembutan itu dicabut dari sesuatu melainkan ia menjelekkannya.” (HR. Muslim)
Hadits ini menegaskan bahwa kelembutan adalah sifat yang seharusnya dimiliki oleh setiap orang tua dalam mendidik anak. Menjadi tegas tidak berarti harus keras, tetapi menegakkan aturan dengan penuh kasih sayang.
Lalu Bagaimana Orang Tua Harus Bersikap
Menjadi orang tua yang tegas bukan berarti harus bersikap keras. Tegas berarti konsisten dalam menegakkan aturan dan disiplin, namun tetap penuh kasih sayang. Orang tua yang tegas menetapkan batasan yang jelas untuk anak, namun tidak menggunakan kekerasan sebagai alat untuk mendisiplinkan.
Misalnya, ketika anak melanggar aturan, orang tua yang tegas akan memberikan konsekuensi yang sesuai, namun tetap dengan nada yang tenang dan tidak merendahkan anak. Dengan cara ini, anak belajar untuk menghargai aturan tanpa merasa takut atau tertekan.
Hikmah dari Bersikap Tegas Namun Tidak Keras
Dengan bersikap tegas namun tidak keras, orang tua membantu anak tumbuh menjadi pribadi yang bertanggung jawab dan mandiri. Anak-anak ini belajar untuk memahami pentingnya disiplin tanpa merasa tertindas. Mereka juga merasa dihargai dan dicintai, yang akan memperkuat ikatan emosional antara orang tua dan anak.
Pada akhirnya, menjadi orang tua yang tegas namun tidak keras adalah salah satu bentuk cinta dan perhatian yang tulus kepada anak. Dengan demikian, anak-anak dapat tumbuh menjadi individu yang seimbang, berakhlak mulia, dan siap menghadapi tantangan hidup dengan percaya diri.
Untuk pemesanan Aqiqah praktis dan hemat bisa klik disini.
Photo by