Mengapa Anak Sudah Tinggi tapi Belum Lancar Bicara?
Sebagai orang tua, kita sering kali merasa bangga melihat anak tumbuh semakin tinggi dan aktif. Namun, kekhawatiran muncul ketika sang buah hati belum juga lancar berbicara meski secara fisik tampak tumbuh pesat. Fenomena ini sebenarnya cukup sering terjadi dan dikenal dalam dunia psikologi perkembangan sebagai perkembangan anak lambat bicara (speech delay).
Lantas, mengapa hal ini bisa terjadi? Apakah keterlambatan bicara menandakan adanya gangguan tertentu? Yuk, kita bahas bersama dari sisi psikologi perkembangan anak.
1. Perbedaan Pertumbuhan Fisik dan Perkembangan Anak Lambat Bicara
Banyak orang tua mengira bahwa pertumbuhan fisik dan perkembangan bahasa berjalan seiring. Padahal, keduanya adalah dua proses yang berbeda.
Pertumbuhan lebih berkaitan dengan aspek biologis dan fisik, seperti tinggi badan, berat badan, dan ukuran kepala.
Sedangkan perkembangan bahasa mencakup aspek kognitif, sosial, dan emosional yang dipengaruhi oleh stimulasi lingkungan dan interaksi sehari-hari.
Jadi, anak bisa saja sudah tinggi dan sehat secara fisik, namun masih mengalami keterlambatan dalam perkembangan bicara.
2. Faktor-Faktor Penyebab Anak Lambat Bicara
Keterlambatan bicara tidak selalu menandakan gangguan serius. Namun, penting untuk mengenali berbagai faktor penyebab agar dapat ditangani dengan tepat. Beberapa penyebab umum antara lain:
a. Kurangnya Stimulasi Verbal
Anak yang jarang diajak bicara, dibacakan buku, atau diajak bernyanyi cenderung lebih lambat menguasai kosakata. Interaksi verbal dengan orang tua adalah kunci utama dalam perkembangan bahasa anak.
b. Terlalu Sering Menonton Gadget
Paparan gadget tanpa interaksi dua arah (seperti menonton video pasif) dapat menghambat kemampuan bahasa. Anak mendengar banyak suara, tetapi tidak belajar merespons atau berkomunikasi secara timbal balik.
c. Gangguan Pendengaran
Masalah pendengaran ringan sekalipun dapat mempengaruhi kemampuan anak menangkap dan meniru bunyi. Karena itu, pemeriksaan fungsi pendengaran penting dilakukan jika anak tampak tidak merespons suara.
d. Faktor Genetik
Dalam beberapa kasus, keterlambatan bicara juga dapat dipengaruhi oleh faktor keturunan. Jika orang tua mengalami hal serupa saat kecil, anak mungkin menunjukkan pola perkembangan yang sama.
e. Gangguan Perkembangan (Speech Delay Disorder)
Ada kondisi medis atau perkembangan seperti Autism Spectrum Disorder (ASD), Specific Language Impairment (SLI), atau gangguan motorik bicara (apraxia of speech) yang dapat menyebabkan anak lambat bicara.
3. Tanda-Tanda Anak Mengalami Keterlambatan Bicara
Orang tua perlu peka terhadap tanda-tanda berikut:
-
Usia 12 bulan belum mengucapkan satu kata bermakna seperti “mama” atau “papa”.
-
Usia 18 bulan belum memiliki 10 kata aktif.
-
Usia 2 tahun belum bisa menyusun dua kata seperti “mau susu” atau “ayo jalan”.
-
Tidak merespons ketika dipanggil namanya.
-
Jarang melakukan kontak mata saat diajak berbicara.
Jika tanda-tanda tersebut muncul, sebaiknya segera konsultasikan ke psikolog anak atau dokter tumbuh kembang untuk mendapatkan evaluasi profesional.
4. Cara Menstimulasi Anak yang Lambat Bicara
Berikut beberapa cara sederhana namun efektif untuk membantu perkembangan bahasa anak:
a. Ajak Bicara Sejak Dini
Meski anak belum bisa menjawab, terus ajak berbicara dengan nada lembut dan ekspresif. Ceritakan aktivitas sehari-hari, seperti “Mama lagi masak ya,” atau “Kita mau jalan-jalan.”
b. Kurangi Penggunaan Gadget
Batasi waktu menonton dan ganti dengan aktivitas interaktif, seperti membaca buku cerita, bernyanyi bersama, atau bermain tebak-tebakan gambar.
c. Bacakan Buku Cerita
Pilih buku bergambar dengan kalimat sederhana. Ulangi kata-kata penting agar anak mulai mengingat bunyi dan maknanya.
d. Gunakan Gerakan dan Ekspresi
Gunakan bahasa tubuh, ekspresi wajah, dan intonasi saat berbicara. Anak belajar memahami makna melalui kombinasi suara dan gerakan.
e. Beri Waktu untuk Merespons
Setelah Anda berbicara, beri jeda beberapa detik agar anak punya kesempatan untuk mencoba merespons, meski hanya dengan gestur atau suara kecil.
5. Kapan Harus ke Profesional?
Jika anak berusia lebih dari 2 tahun dan belum bisa berbicara dua kata yang bermakna, atau terlihat tidak memahami perintah sederhana, maka sebaiknya konsultasikan ke psikolog anak atau terapis wicara.
Evaluasi profesional dapat membantu mengetahui apakah anak hanya terlambat karena faktor lingkungan, atau ada gangguan yang memerlukan terapi khusus.
6. Peran Orang Tua dalam Proses Terapi
Perkembangan anak lambat bicara bukan akhir dari segalanya. Dengan dukungan dan kesabaran, anak tetap bisa mengejar ketertinggalannya. Orang tua berperan besar dalam keberhasilan terapi, terutama dalam:
-
Memberikan dukungan emosional tanpa membandingkan anak dengan teman sebayanya.
-
Konsisten melakukan stimulasi harian di rumah sesuai saran terapis.
-
Berkomunikasi aktif dengan tenaga profesional agar perkembangan anak terpantau.
Seputar Aqiqah : https://www.instagram.com/aqiqahnurulhayat/
Anak yang sudah tinggi namun belum lancar bicara bukan berarti tidak cerdas. Perkembangan anak lambat bicara adalah kondisi yang bisa diatasi dengan deteksi dini, stimulasi yang tepat, dan dukungan lingkungan yang hangat.
Setiap anak memiliki ritme perkembangan yang berbeda—tugas orang tua adalah memahami, bukan membandingkan.
Baca : Parenting untuk Ibu masa kini
Dengan perhatian, kesabaran, dan cinta, kemampuan bicara anak akan tumbuh seiring waktu, sejalan dengan tinggi badannya yang menjulang.



