fbpx

Aqiqah Nurul Hayat

Melatih Rasa Toleransi Anak dalam Parenting Islami

Toleransi adalah salah satu nilai penting dalam Islam yang harus ditanamkan sejak dini kepada anak-anak. Dalam kehidupan sehari-hari, mereka akan bertemu dengan berbagai perbedaan, baik dari segi budaya, agama, maupun pandangan hidup. Sebagai orang tua, kita memiliki peran besar dalam melatih rasa toleransi anak agar mereka tumbuh menjadi pribadi yang menghargai perbedaan dan hidup dalam harmoni. Lalu, bagaimana cara melatih rasa toleransi anak dalam parenting Islami?

1. Menanamkan Nilai Islam Sejak Dini

Dalam Islam, toleransi bukan hanya sebatas menerima perbedaan, tetapi juga bagian dari akhlak yang baik. Rasulullah SAW telah mencontohkan sikap toleransi kepada umatnya, bahkan kepada mereka yang berbeda keyakinan.

Sebagai orang tua, kita dapat mulai melatih rasa toleransi anak dengan mengenalkan ajaran Islam yang penuh kasih sayang. Kisahkan bagaimana Rasulullah memperlakukan tetangga, sahabat, bahkan orang-orang yang berbeda agama dengan sikap yang baik. Hal ini akan membantu anak memahami bahwa Islam mengajarkan toleransi sebagai bagian dari kehidupan.

2. Memberikan Contoh dalam Kehidupan Sehari-hari

Anak-anak belajar dari apa yang mereka lihat. Jika orang tua menunjukkan sikap menghargai orang lain, anak pun akan meniru perilaku tersebut. Oleh karena itu, dalam melatih rasa toleransi anak, pastikan kita juga memiliki sikap yang terbuka dan tidak mudah menghakimi.

Sebagai contoh, ajarkan anak untuk berbicara dengan sopan kepada siapa pun, tanpa memandang latar belakangnya. Saat ada perbedaan pendapat di dalam keluarga, tunjukkan bagaimana cara menyelesaikannya dengan bijak dan tanpa konflik. Dengan begitu, anak akan memahami bahwa perbedaan itu wajar dan tidak perlu menjadi alasan untuk bermusuhan.

3. Mengajarkan Empati dan Rasa Kepedulian

Empati adalah kunci utama dalam melatih rasa toleransi anak. Dengan memiliki empati, anak akan lebih mudah memahami perasaan orang lain dan tidak bersikap egois.

Ajarkan anak untuk mendengarkan pendapat orang lain dengan penuh perhatian, meskipun berbeda dengan pendapatnya. Selain itu, libatkan anak dalam kegiatan sosial, seperti berbagi dengan sesama, membantu teman yang kesulitan, atau ikut serta dalam acara kemanusiaan. Dengan begitu, mereka akan terbiasa untuk peduli terhadap sesama tanpa membedakan latar belakangnya.

4. Mengenalkan Keberagaman dalam Kehidupan

Keberagaman adalah bagian dari kehidupan yang tidak bisa dihindari. Oleh karena itu, anak perlu dikenalkan dengan berbagai budaya, tradisi, dan kebiasaan yang ada di sekitarnya.

Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan membacakan buku atau menonton film yang menceritakan tentang kehidupan dari berbagai daerah dan latar belakang yang berbeda. Selain itu, ajak anak untuk bermain atau berinteraksi dengan teman-teman dari berbagai suku dan agama agar mereka terbiasa dengan perbedaan.

Dalam Islam, perbedaan merupakan tanda kebesaran Allah SWT. Sebagaimana firman-Nya dalam Al-Qur’an:

“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu.” (QS. Al-Hujurat: 13)

Ayat ini mengajarkan bahwa perbedaan bukanlah sesuatu yang harus dipertentangkan, melainkan untuk saling mengenal dan menghormati satu sama lain.

5. Menghindari Sikap Diskriminatif dalam Keluarga

Sering kali, tanpa sadar orang tua memberikan perlakuan berbeda kepada anak-anaknya atau kepada orang lain berdasarkan latar belakang mereka. Hal ini bisa berdampak buruk dalam melatih rasa toleransi anak.

Misalnya, jika orang tua membeda-bedakan perlakuan terhadap orang dengan status sosial yang berbeda, anak pun akan meniru sikap tersebut. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk selalu bersikap adil dan tidak membeda-bedakan orang lain agar anak juga belajar untuk bersikap demikian.

6. Menjelaskan Perbedaan dengan Bahasa yang Mudah Dipahami

Ketika anak mulai bertanya tentang perbedaan yang mereka lihat, seperti perbedaan warna kulit, bahasa, atau kebiasaan, jelaskan dengan cara yang positif dan mudah dipahami.

Alih-alih mengatakan bahwa perbedaan itu aneh atau salah, tekankan bahwa setiap orang diciptakan dengan keunikan masing-masing dan kita harus menghargainya. Gunakan bahasa yang sederhana dan sesuai dengan usia anak agar mereka bisa memahami dengan baik.

7. Mendorong Anak untuk Berdiskusi dan Bertanya

Anak-anak sering kali memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Mereka mungkin akan bertanya mengapa ada orang yang beribadah dengan cara berbeda atau mengapa teman mereka memiliki kebiasaan yang tidak sama.

Sebagai orang tua, jangan langsung menolak pertanyaan anak, tetapi ajak mereka berdiskusi. Berikan jawaban yang netral dan berimbang, serta dorong anak untuk berpikir secara kritis. Dengan begitu, mereka akan terbiasa untuk melihat perbedaan sebagai hal yang wajar dan tidak mudah terpengaruh oleh pandangan negatif.

Kesimpulan

Melatih rasa toleransi anak dalam parenting Islami adalah sebuah proses yang membutuhkan kesabaran dan keteladanan dari orang tua. Dengan menanamkan nilai Islam, memberikan contoh yang baik, mengajarkan empati, dan mengenalkan keberagaman, anak akan tumbuh menjadi pribadi yang menghargai perbedaan dan mampu hidup berdampingan dengan damai.

Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda:

“Sesungguhnya orang yang paling aku cintai dan yang paling dekat tempatnya denganku pada hari kiamat adalah orang yang paling baik akhlaknya.” (HR. Tirmidzi)

Semoga kita sebagai orang tua dapat membimbing anak-anak kita untuk memiliki akhlak yang mulia dan menjadi pribadi yang toleran dalam kehidupan mereka.

 

Jasa aqiqah No #1 Terbesar di Indonesia yang memiliki 52 Cabang tersebar di pelosok Nusantara. Sudah menjadi Langganan Para Artis.

KANTOR PUSAT

FOLLOW US

Follow dan subscribe akun sosial media kami, dan dapatkan Give Away setiap minggunya

Copyright © 2024 Aqiqah Nurul Hayat