Empati adalah salah satu sifat penting yang perlu dimiliki anak agar ia bisa tumbuh menjadi pribadi yang peduli terhadap sesama. Dalam Islam, empati merupakan bagian dari akhlak terpuji yang diajarkan oleh Rasulullah SAW. Orang tua memiliki peran utama dalam melatih empati anak sejak dini agar ia terbiasa memahami perasaan orang lain dan memberikan bantuan kepada mereka yang membutuhkan.
Lalu, bagaimana cara Islami dalam melatih empati anak? Berikut beberapa langkah yang bisa Ayah dan Bunda lakukan agar si kecil tumbuh menjadi pribadi yang penuh kasih sayang.
1. Menjadi Contoh dalam Berempati
Anak-anak belajar dari apa yang mereka lihat setiap hari. Oleh karena itu, orang tua harus menjadi contoh nyata dalam memperlihatkan empati. Dalam Islam, Rasulullah SAW selalu menunjukkan kepedulian terhadap orang lain, baik kepada sahabat, keluarga, maupun masyarakat sekitar.
Ayah dan Bunda bisa mulai dengan menunjukkan sikap empati dalam kehidupan sehari-hari, seperti:
Menolong tetangga yang sedang kesulitan
Berbicara dengan lembut dan penuh kasih sayang
Menunjukkan perhatian ketika anak atau pasangan sedang sedih
Memberikan bantuan kepada orang-orang yang membutuhkan, misalnya berbagi makanan atau pakaian kepada kaum dhuafa
Ketika anak melihat langsung bagaimana orang tuanya berempati, mereka akan meniru dan menerapkannya dalam kehidupan mereka.
2. Mengajarkan Anak untuk Berbagi
Salah satu cara efektif untuk melatih empati anak adalah dengan membiasakannya berbagi. Islam sangat menganjurkan umatnya untuk bersedekah, sebagaimana dalam firman Allah SWT:
“Dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua, kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan yang jauh…” (QS. An-Nisa: 36)
Ajarkan anak untuk berbagi dengan cara sederhana, misalnya:
Membiarkan adik atau teman bermain dengan mainannya
Berbagi makanan dengan teman di sekolah
Memberikan sebagian uang jajannya untuk sedekah
Mengunjungi panti asuhan dan memberikan bantuan kepada anak-anak yang kurang beruntung
Dengan cara ini, anak akan belajar bahwa kebahagiaan tidak hanya datang dari menerima, tetapi juga dari memberi.
3. Membantu Anak Mengenali dan Memahami Perasaan Orang Lain
Agar anak memiliki empati yang kuat, ia harus mampu mengenali dan memahami perasaan orang lain. Orang tua bisa membantunya dengan cara:
Mengajak anak berdiskusi tentang perasaan setelah menonton film atau membaca buku cerita. Misalnya, “Menurut kamu, bagaimana perasaan anak itu saat kehilangan mainannya?”
Mengajarkan anak untuk bertanya kepada teman atau saudaranya jika melihat mereka sedang sedih, misalnya, “Kamu kenapa? Aku bisa bantu apa?”
Memberikan respons yang baik ketika anak mengungkapkan emosinya, agar ia juga bisa melakukan hal yang sama kepada orang lain
Dengan membiasakan anak memahami perasaan orang lain, ia akan lebih mudah menunjukkan empati dalam kehidupan sehari-hari.
4. Mengajarkan Doa dan Dzikir untuk Orang Lain
Dalam Islam, mendoakan kebaikan untuk orang lain adalah salah satu bentuk empati. Rasulullah SAW bersabda:
“Doa seorang Muslim untuk saudaranya tanpa sepengetahuannya akan dikabulkan. Di sisinya ada malaikat yang bertugas berkata: ‘Amin, dan untukmu juga seperti itu.’” (HR. Muslim)
Ajak anak untuk mendoakan orang lain, seperti:
Mendoakan teman atau guru yang sedang sakit
Berdoa untuk saudara-saudara Muslim di berbagai belahan dunia yang sedang mengalami kesulitan
Mengajarkan dzikir dan doa untuk kebaikan orang tua dan keluarga
Dengan cara ini, anak akan terbiasa merasakan kepedulian terhadap orang lain meskipun mereka tidak mengenalnya secara langsung.
5. Mengajak Anak Melakukan Kegiatan Sosial
Mengikuti kegiatan sosial adalah cara yang sangat efektif untuk melatih empati anak. Beberapa kegiatan yang bisa dilakukan antara lain:
Mengunjungi panti asuhan atau rumah jompo dan berbincang dengan mereka
Mengikuti program sedekah makanan kepada fakir miskin
Bergabung dalam komunitas sosial yang bergerak dalam membantu sesama
Ketika anak terlibat langsung dalam kegiatan sosial, ia akan melihat bagaimana kehidupan orang lain dan menyadari bahwa ada banyak orang yang membutuhkan bantuan serta kepeduliannya.
6. Menceritakan Kisah Teladan dari Rasulullah SAW
Salah satu metode terbaik dalam mendidik anak adalah melalui cerita. Kisah-kisah dari Rasulullah SAW dan para sahabat penuh dengan nilai-nilai empati dan kepedulian.
Ceritakan kepada anak tentang bagaimana Rasulullah SAW menyayangi anak-anak yatim, membantu orang miskin, serta bersikap lembut kepada semua makhluk. Contohnya:
Kisah Rasulullah SAW yang selalu menyuapi seorang wanita tua buta meskipun wanita tersebut sering mencelanya
Kisah sahabat Nabi, Umar bin Khattab, yang rela mengangkat karung gandum untuk seorang ibu dan anak-anaknya yang kelaparan
Dengan mendengar kisah-kisah ini, anak akan memahami pentingnya berempati dan merasa terdorong untuk meneladani akhlak Rasulullah SAW.
7. Memberikan Apresiasi Saat Anak Berempati
Ketika anak menunjukkan sikap empati, berikan apresiasi agar ia merasa dihargai dan semakin termotivasi. Apresiasi tidak harus selalu berupa hadiah, tetapi bisa juga dalam bentuk pujian seperti:
“MasyaAllah, kamu sudah jadi anak yang baik. Terima kasih sudah membantu temanmu tadi!”
“Ayah dan Bunda bangga karena kamu mau berbagi dengan adik.”
Dengan memberikan apresiasi, anak akan lebih semangat untuk terus berbuat baik kepada orang lain.
Empati adalah sifat yang harus dilatih sejak dini agar anak tumbuh menjadi pribadi yang penuh kasih sayang dan peduli terhadap sesama. Dalam Islam, empati bukan hanya sikap baik, tetapi juga bagian dari akhlak yang diajarkan Rasulullah SAW.
Dengan melatih empati anak melalui contoh nyata, berbagi, memahami perasaan orang lain, berdoa untuk sesama, mengikuti kegiatan sosial, mendengar kisah teladan, dan memberikan apresiasi, anak akan tumbuh dengan hati yang lembut dan penuh kasih sayang.
Semoga artikel ini bermanfaat bagi Ayah dan Bunda dalam membimbing si kecil menjadi anak yang memiliki empati yang kuat sesuai dengan ajaran Islam. Aamiin.