fbpx

Aqiqah Nurul Hayat

Bukan Hadiahnya Namun Apresiasi: Makna Hadiah Terbaik

Dalam dunia parenting, seringkali kita ingin memberikan yang terbaik untuk anak. Entah itu mainan terbaru, gadget canggih, atau jalan-jalan ke tempat mewah. Namun, tahukah kamu bahwa hadiah terbaik untuk anak sebenarnya bukan soal harga atau ukuran? Jawabannya justru ada pada apresiasi.

Kenapa Orang Tua Sering Fokus ke Hadiah Fisik?

Sebagai orang tua, memberi hadiah bisa jadi bentuk kasih sayang yang paling mudah dan cepat. Anak ulang tahun, kita belikan mainan. Nilainya bagus, langsung diajak makan di luar. Anak jadi merasa diperhatikan, orang tua merasa sudah memberi yang terbaik. Tapi sayangnya, hadiah seperti ini kadang cuma bertahan sebentar. Setelah satu atau dua hari, mainannya bosan. Gadget-nya rusak. Bahkan, jalan-jalan tadi tidak membekas dalam memori si anak.

Lalu, apa yang benar-benar membekas?

Apresiasi: Hadiah Terbaik yang Tak Ternilai

Apresiasi adalah bentuk penghargaan yang datang dari hati. Bisa lewat kata-kata, bisa lewat pelukan, bisa juga lewat waktu berkualitas yang kita luangkan bersama anak. Saat anak berhasil merapikan mainannya sendiri, lalu kamu bilang, “Wah, Ayah bangga banget kamu bisa bertanggung jawab,” itu sudah sebuah hadiah luar biasa.

Anak yang dihargai akan merasa dicintai. Dan perasaan itu akan melekat jauh lebih lama daripada hadiah fisik.

Contoh Apresiasi Sehari-hari yang Sederhana Tapi Bermakna

  • “Mama lihat kamu berusaha banget tadi menyelesaikan PR. Hebat kamu!”

  • “Terima kasih ya sudah bantu adik tadi, itu bikin Mama senang sekali.”

  • “Peluk dulu dong, Ayah bangga kamu sudah berani tampil di depan kelas!”

Kata-kata seperti ini terlihat sederhana, tapi justru itulah hadiah terbaik yang anak butuhkan. Bukan dalam bentuk barang, tapi validasi bahwa usaha dan perasaan mereka dihargai.

Hadiah Fisik Tak Salah, Tapi Bukan Segalanya

Tentu saja, memberikan hadiah fisik bukanlah hal yang buruk. Sesekali memberikan mainan atau sesuatu yang diinginkan anak tetap bisa menjadi momen yang menyenangkan. Tapi akan lebih baik jika hadiah itu diberikan sebagai bentuk dukungan atau selebrasi, bukan sebagai “alat tukar” agar anak menurut atau bekerja lebih keras.

Misalnya:
✅ “Kamu sudah belajar dengan rajin selama seminggu ini. Mama punya kejutan buat kamu.”
❌ “Kalau kamu dapat nilai 100, Mama belikan sepatu baru ya.”

Kita tidak ingin anak tumbuh dengan mindset bahwa mereka harus selalu diberi hadiah fisik untuk setiap usaha yang mereka lakukan. Karena hidup tidak selalu begitu, bukan?

Membangun Mental Apresiasi di Keluarga

Budaya apresiasi bisa dimulai dari hal kecil, dan konsisten. Berikut beberapa cara membangun lingkungan rumah yang penuh apresiasi:

1. Luangkan Waktu Berkualitas

Bermain bersama, membacakan buku sebelum tidur, atau sekadar ngobrol sepulang sekolah. Waktu yang kamu berikan sepenuh hati adalah bentuk apresiasi paling nyata. Ini memberi pesan: “Kamu penting untukku.”

2. Perhatikan dan Respons Emosi Anak

Anak marah, kecewa, atau sedih — jangan buru-buru mengalihkan dengan hadiah. Dengarkan dulu. Tunjukkan empati. Katakan, “Mama tahu kamu kecewa, itu wajar kok.” Respons semacam ini menunjukkan bahwa kamu menghargai perasaan anak.

3. Gunakan Kata-Kata Positif Setiap Hari

Tidak harus menunggu anak berprestasi besar. Bahkan ketika mereka mencoba hal baru, jatuh, lalu bangkit lagi, itu layak diapresiasi. Apresiasi tidak hanya soal hasil, tapi juga proses.

4. Tunjukkan Apresiasi Secara Terbuka

Saat ada keluarga atau teman datang, kamu bisa bilang, “Kamu tahu gak? Tadi si Kaka bantuin beresin mainan sendiri loh!” Anak akan merasa bangga dan dihargai.

Apresiasi Membentuk Anak yang Percaya Diri

Anak-anak yang dibesarkan dengan apresiasi cenderung:

  • Lebih percaya diri

  • Lebih terbuka terhadap masukan

  • Tidak takut gagal

  • Tidak haus validasi dari luar

Karena mereka sudah tahu: “Aku dihargai bukan karena aku sempurna, tapi karena aku berusaha.”

Inilah kekuatan hadiah terbaik: apresiasi yang membentuk karakter anak secara utuh. Lebih dari sekadar senyum sesaat karena mainan baru, apresiasi menumbuhkan pondasi emosional yang kuat untuk masa depan anak.

Sebagai Orang Tua, Kita Juga Butuh Apresiasi

Sering kali, orang tua juga merasa lelah, jenuh, bahkan insecure dalam mendidik anak. Maka, penting juga untuk sesama pasangan saling mengapresiasi. Ucapkan terima kasih. Katakan, “Kamu hebat sudah urus anak-anak hari ini.”
Karena anak-anak belajar dari contoh. Kalau mereka melihat orang tuanya saling menghargai, mereka pun akan tumbuh dengan sikap yang sama.


Hadiah Terbaik Bukan di Tangan, Tapi di Hati

Parenting bukan lomba siapa yang bisa memberi hadiah paling mahal. Tapi tentang siapa yang bisa hadir dan menghargai dengan sepenuh hati. Anak tak selalu ingat mainan yang pernah kamu beli, tapi mereka akan selalu ingat rasa nyaman saat kamu memeluk dan bilang: “Ayah bangga sama kamu.”

Jadi, kalau kamu sedang mencari hadiah terbaik untuk anakmu hari ini, coba lihat bukan di toko — tapi di dalam hatimu. Apresiasi kecilmu bisa jadi hadiah terbesar dalam hidup mereka.

Jasa aqiqah No #1 Terbesar di Indonesia yang memiliki 52 Cabang tersebar di pelosok Nusantara. Sudah menjadi Langganan Para Artis.

KANTOR PUSAT

FOLLOW US

Follow dan subscribe akun sosial media kami, dan dapatkan Give Away setiap minggunya

Copyright © 2024 Aqiqah Nurul Hayat