Sebagai orang tua Muslim, pastinya kita ingin anak-anak kita tumbuh dengan mengenal dan mencintai sejarah Islam. Bukan cuma soal hafalan nama tokoh atau tahun peristiwa, tapi lebih ke bagaimana mereka bisa merasa bangga, terinspirasi, dan meneladani para tokoh hebat dari sejarah kita.
Sayangnya, banyak anak merasa sejarah itu membosankan, apalagi kalau penyampaiannya monoton dan terlalu serius. Nah, artikel ini akan membahas bagaimana cara-cara sederhana namun efektif agar anak mau dan bahkan cinta belajar sejarah Islam.
Kenapa Sejarah Islam Itu Penting untuk Anak?
Sebelum bahas tipsnya, yuk kita pahami dulu kenapa sih sejarah Islam itu penting buat anak?
-
Menanamkan identitas dan kebanggaan
Saat anak tahu betapa hebatnya Rasulullah SAW dan para sahabat, mereka akan merasa bangga menjadi Muslim. Mereka belajar bahwa Islam punya sejarah panjang yang luar biasa. -
Meneladani akhlak dan perjuangan tokoh Islam
Anak akan lebih mudah belajar nilai-nilai seperti kejujuran, keberanian, dan tanggung jawab lewat kisah nyata dari sejarah, daripada hanya lewat teori. -
Menguatkan iman sejak dini
Mengenal kisah para nabi, sahabat, dan tokoh Islam lainnya bisa memperkuat keimanan dan membuat anak tumbuh dengan pondasi yang kokoh.
Tips Agar Anak Mau dan Cinta Sejarah Islam
1. Ceritakan Seperti Dongeng
Anak-anak suka cerita. Jadi, ubah penyampaian sejarah Islam jadi kisah yang hidup dan menyenangkan. Misalnya, alih-alih bilang, “Umar bin Khattab adalah khalifah kedua setelah Abu Bakar,” coba ceritakan:
“Ada seorang pemuda gagah yang dulunya sangat keras menentang Islam, tapi hatinya berubah setelah membaca surat Thaha. Namanya Umar bin Khattab. Setelah masuk Islam, dia jadi salah satu tokoh paling disegani!”
Gunakan ekspresi, intonasi, dan bahkan suara berbeda untuk setiap tokoh saat bercerita. Ceritakan sebelum tidur, atau saat santai sore hari. Lama-lama anak akan minta diceritakan sendiri.
2. Gunakan Media Visual dan Audio
Zaman sekarang, kita dimudahkan dengan teknologi. Ada banyak video animasi sejarah Islam, audiobook, dan podcast khusus anak-anak. Coba cari channel-channel YouTube yang menyajikan sejarah Islam dalam bentuk kartun atau video singkat yang menarik.
Misalnya:
-
Serial kartun tentang para nabi
-
Animasi perjuangan Rasulullah SAW
-
Kisah sahabat Nabi dengan ilustrasi dan musik yang lembut
Hal ini membuat anak tidak merasa belajar, tapi justru merasa sedang menikmati tontonan.
3. Bacakan Buku Sejarah Islam Anak
Buku-buku sejarah Islam yang dikemas khusus untuk anak sangat banyak dan menarik. Pilih buku dengan gambar-gambar warna-warni, cerita singkat, dan bahasa yang mudah dipahami. Beberapa buku favorit biasanya membagi sejarah Islam dalam bentuk cerita harian atau tema-tema tertentu.
Tips: Jadikan waktu membaca sebagai kebiasaan harian, misalnya setelah maghrib atau sebelum tidur.
4. Ajak Diskusi Ringan
Setelah bercerita atau menonton video bersama, coba tanya:
-
“Menurut kamu, kenapa Nabi Muhammad sabar banget ya waktu dihina?”
-
“Kalau kamu jadi Bilal bin Rabah, kamu berani ngelawan penyiksa nggak?”
Tujuannya bukan untuk menguji, tapi membuka obrolan ringan yang membentuk pola pikir anak. Anak akan terbiasa berpikir kritis dan menyerap nilai-nilai dalam sejarah Islam dengan lebih dalam.
5. Kaitkan Dengan Kehidupan Sehari-hari
Misalnya saat anak sedang belajar berbagi atau menabung, bisa kita kaitkan dengan kisah sahabat Nabi yang dermawan, seperti Abdurrahman bin Auf.
Kalau anak takut gelap atau menghadapi sesuatu yang menantang, bisa kita ceritakan keberanian Khalid bin Walid di medan perang.
Dengan begitu, anak melihat bahwa sejarah Islam itu bukan cuma masa lalu, tapi juga relevan dengan hidup mereka sekarang.
6. Buat Proyek Kecil atau Permainan
Anak-anak suka aktivitas yang melibatkan kreativitas. Coba buat proyek seperti:
-
Menggambar peta hijrah Nabi dari Mekah ke Madinah
-
Membuat pohon silsilah para khalifah
-
Bermain tebak-tebakan tokoh sejarah
Kegiatan semacam ini membuat anak belajar sambil bermain, tanpa tekanan.
7. Kunjungi Tempat-Tempat Bersejarah (Virtual atau Nyata)
Kalau memungkinkan, ajak anak melihat tempat-tempat bersejarah secara langsung, seperti museum Islam atau masjid tua. Tapi kalau belum bisa bepergian, bisa juga lewat tur virtual.
Beberapa museum Islam di dunia sudah punya website dengan tur digital yang bisa diakses gratis. Ini bisa jadi pengalaman belajar sejarah Islam yang menyenangkan tanpa harus ke luar rumah.
Kesalahan Umum yang Perlu Dihindari
-
Terlalu menekankan hafalan tahun dan nama tokoh
Fokus utama sebaiknya pada makna dan pelajaran dari kisah tersebut, bukan sekadar fakta-fakta kaku. -
Menggurui
Anak justru tertarik kalau diajak ngobrol atau mendengar cerita, bukan dipaksa duduk belajar seperti di sekolah. -
Kurangnya konsistensi
Sekali dua kali bercerita mungkin belum cukup. Jadikan cerita sejarah Islam sebagai bagian dari keseharian.
Cinta Sejarah, Cinta Islam
Mengenalkan sejarah Islam ke anak bukan soal membuat mereka jadi ahli sejarah, tapi soal menanamkan cinta, identitas, dan inspirasi dalam diri mereka. Anak yang cinta sejarah Islam akan tumbuh jadi Muslim yang bangga akan agamanya dan menghargai warisan keimanannya.
Ingat, tugas orang tua bukan menjadikan anak tahu segalanya, tapi membuat mereka ingin tahu. Dan itu bisa dimulai dari hal-hal kecil—cerita sebelum tidur, video bareng, atau obrolan santai saat makan malam.